Minggu, 01 November 2009

Mengenal Susu dan Manfaatnaya

Manfaat Susu

Karena memiliki kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang tidak sedikit, diantaranya:

* Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.
* Menurunkan tekanan darah.
* Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.
* Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan.
* Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus.
* Mencegah diabetes tipe 2.
* Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
* Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.


Jenis Susu

Jenis-jenis susu yang tersedia di pasaran juga bermacam-macam. Ada istilah-istilah yang dikatakan sebagai zat yang terkandung dalam susu yang mungkin belum Anda ketahui. Beberapa istilah tersebut yaitu:

*
Full cream
Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D.
*
Low fat
Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream.
*
Skim
Susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, kurang dari 1%.
*
Susu evaporasi
Yaitu susu yang telah diupkan sebagian airnya sehingga menjadi kental. Mirip dengan susu kental manis, tetepi susu jenis ini rasanya tawar.
*
Susu pasteur
Susu yang melalui proses pasteurisais (dipanaskan) 65° sampai 80° C selama 15 detik untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
*
Flavoured
Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa tertentu untuk variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang, dan rasa lainnya. Umumnya memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa ini.
*
Calcium enriched
Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya telah dikurangi.
*
UHT
Merupakan singkatan dari Ultra-High Temperature-Treated. Susu jenis ini adalah susu yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140° C) selama 2 detik yang kemudian langsung dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini dapat disimpan untuk waktu yang lama.
*
CLA
Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pembentukan otot dan mempercepat pembakaran lemak.


Mengapa Minum Susu?

Walaupun memiliki banyak manfaat, tetapi banyak orang yang enggan minum susu. Ini terlihat dari minimnya konsumsi susu masyarakat Indonesia per tahunnya. Salah satu alasan yang sering dikemukan adalah mahalnya harga susu. Untuk harga susu, sebenarnya ada banyak susu yang harganya telah disesuaikan. Dan mengingat banyak nutrisi yang dikandungnya, maka yang diperlukan adalah menanamkan kesadaran akan manfaat susu agar masyarakat dapat mengkonsumsi dan tidak menganggapnya sebagai barang mahal.

Alasan lainnya adalah tidak suka minum susu karena membuat mual atau sakit perut sehabis minum susu. Bila Anda merasa sakit perut setelah minum susu, berarti Anda menderita intoleransi laktosa. Penyebabnya karena kurangnya produksi laktase dalam tubuh. Laktase adalah enzim yang dihasilkan usus kecil yang berfungsi memecah laktosa yang terkandung dalam susu agar dapat diserap oleh tubuh. Tetapi bagi penderita intoleransi laktosa, proses pemecahan laktosa tidak berlangsung sempurna sehingga laktosa yang tidak tercena akan masuk dalam usus besar dan dicerna oleh bakteri yang ada di dalamnya sehingga menyebabkan perut kembung, berisi banyak gas, dan diare.

Sebagai solusi dari perasaan mual atau sakit perut, Anda dapat mengganti susu dengan produk olahan susu seperti keju, yoghurt, es krim, susu evaporasi atau susu kedelai yang tidak mengandung laktosa. Beberapa produsen susu juga telah membuat susu tanpa laktosa yang dapat dikonsumsi oleh pendeita "intoleransi laktosa".

Bila Anda hendak mengkonsumsi susu, sebaiknya Anda tidak menggunakan susu kental manis karena susu jenis ini kandungan nutrisinya lebih rendah akibat proses pembuatannya juga banyak mengandung lemak dan gula yang kurang baik untuk tubuh. Konsumsi susu yang dianjurkan adalah 3 porsi setiap hari. Satu porsi yang dimaksud adalah 250 ml susu yang setara dengan 35 gram keju atau 200 gram yoghurt atau 200 gram es krim. Jadi, tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak minum susu bukan?
Kecanduan Alkohol


Topik ini adalah tentang penyalahgunaan alkohol dan ketergantungan pada orang dewasa. Untuk informasi tentang masalah alkohol dalam teens atau anak-anak, lihat topik Teen Alcohol and Drug Abuse. Untuk informasi tentang penyalahgunaan narkoba di dewasa, lihat topik Penyalahgunaan Narkoba dan ketergantungan.
Apakah penyalahgunaan alkohol dan ketergantungan alkohol?

Penyalahgunaan alkohol berarti tidak sehat atau mempunyai kebiasaan minum yang berbahaya, seperti minum setiap hari atau minum terlalu banyak pada suatu waktu. Penyalahgunaan alkohol dapat membahayakan hubungan Anda, menyebabkan Anda kehilangan pekerjaan, dan mengakibatkan masalah hukum seperti saat mengemudi mabuk (teler). Bila Anda penyalahgunaan alkohol, Anda terus minum walaupun Anda tahu Anda minum menyebabkan masalah.





Jika Anda terus menerus penyalahgunaan alkohol, dapat mengakibatkan ketergantungan alkohol. Ketergantungan alkohol disebut juga alcoholism. Anda berada secara fisik atau mental ketagihan alkohol. Anda perlu memiliki yang kuat, atau perdambaan, minum. Anda merasa seperti Anda harus minum hanya untuk mendapatkan oleh.

Anda mungkin tergantung pada alkohol bila Anda mempunyai tiga atau lebih masalah berikut ini dalam satu tahun:

* Anda tidak dapat berhenti minum atau mengontrol berapa banyak yang Anda minum.
* Anda harus minum lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama.
* Anda memiliki gejala-gejala penarikan ketika anda berhenti minum. Ini termasuk rasa sakit pada perut, berkeringat, kegoyahan, dan kegelisahan.
* Anda menghabiskan banyak waktu dan memulihkan minum dari minum, atau ada kegiatan lain yang diberikan atas sehingga Anda dapat minum.
* Anda mencoba untuk berhenti minum atau mengurangi jumlah yang Anda minum tetapi belum mampu.
* Anda terus minum walaupun harms hubungan Anda dan menyebabkan anda untuk mengembangkan masalah fisik.

Alcoholism adalah jangka panjang (kronis) penyakit. It's not a kelemahan atau kurangnya ketekunan. Seperti banyak penyakit lainnya, ia memiliki program studi yang dapat diprediksi, telah diketahui gejala, dan dipengaruhi oleh gen dan keadaan hidup Anda.
Berapa banyak minum terlalu banyak?

Alkohol adalah bagian dari kehidupan banyak orang dan mungkin memiliki tempat dalam budaya dan tradisi keluarga. Kadang-kadang dapat menjadi keras untuk tahu kapan anda mulai minum terlalu banyak.

Anda beresiko minum terlalu banyak dan harus berbicara dengan dokter Anda jika Anda adalah: 1

* Seorang wanita yang memiliki lebih dari 3 minuman pada satu waktu atau lebih dari 7 minuman seminggu. J standar minum Klik di sini untuk melihat contoh. adalah 1 dapat bir, 1 gelas anggur atau minuman dicampur 1.
* Seorang pria yang memiliki lebih dari 4 minuman sekaligus atau lebih dari 14 minuman seminggu.

Jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki masalah minum, mengambil kuis singkat untuk memeriksa gejala:

Alat Interaktif: Apakah Anda Punya Drinking Problem? Klik di sini untuk melihat sebuah alat interaktif.

Apa saja tanda-tanda penyalahgunaan alkohol atau ketergantungan?

Perilaku tertentu bisa berarti bahwa Anda mengalami masalah dengan alkohol. Ini termasuk:

* Minum di pagi hari, yang sering diminum dalam jangka waktu yang lama waktu tertentu, atau minum sendiri.

* Mengubah apa yang anda minum, seperti beralih dari bir ke anggur karena Anda akan membantu anda minum kurang dari atau membuat Anda mendapatkan mabuk.

* Merasa bersalah setelah minum.

* Membuat alasan untuk minum atau melakukan sesuatu untuk menyembunyikan Anda minum, seperti alkohol membeli di toko yang berbeda.

* Tidak mengingat apa yang anda lakukan ketika anda sedang berada minum (blackouts).

* Khawatir bahwa Anda tidak akan cukup untuk alkohol malam atau akhir pekan.


Bagaimana alkohol masalah ini didiagnosis?

Alkohol masalah dapat didiagnosis dengan rutin mengunjungi dokter bila Anda melihat atau dokter untuk masalah lain. Jika pasangan atau teman berpikir Anda memiliki masalah alkohol, ia Mei meminta Anda untuk melihat dokter.

Dokter akan bertanya tentang gejala dan kesehatan masa lalu, dan ia akan melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan mental yang kadang-kadang penilaian. Penilaian kesehatan jiwa yang memeriksa untuk melihat apakah Anda mungkin memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi.

Dokter Anda juga dapat mengajukan pertanyaan atau melakukan tes untuk mencari masalah-masalah kesehatan dihubungkan dengan alkohol, seperti sirosis.
Bagaimana mereka diperlakukan?

Perlakuan buruk tergantung pada bagaimana anda adalah masalah alkohol. Beberapa orang dapat memotong kembali ke tingkat yang sedang minum dengan bantuan dari seorang konselor. Orang-orang yang ketagihan alkohol mungkin perlu perawatan medis dan mungkin harus tinggal di sebuah rumah sakit atau pusat pengobatan.

Dokter Anda dapat memutuskan perlu detoxification, atau Detox, sebelum memulai perawatan. Detox flushes out the alkohol di tubuh Anda. Anda perlu Detox ketika Anda berada secara fisik ketagihan alkohol. Bila Anda melalui Detox, Anda mungkin perlu obat untuk membantu withdrawal symptoms.

Setelah Detox, Anda tetap fokus pada bebas alkohol, atau seadanya. Kebanyakan orang menerima beberapa jenis terapi, seperti konseling kelompok. Anda juga mungkin perlu obat-obatan untuk membantu anda tetap bijaksana.

Bila Anda bijaksana, Anda telah mengambil langkah pertama menuju pemulihan. Untuk mendapatkan pemulihan penuh, Anda perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daerah lain hidup anda, seperti belajar untuk berurusan dengan pekerjaan dan keluarga. Hal ini mempermudah Anda untuk tetap bijaksana.

Anda mungkin akan membutuhkan dukungan untuk tetap siuman dan dalam pemulihan. Hal ini dapat meliputi konseling dan dukungan kelompok-kelompok seperti Alcoholics Anonymous. Pemulihan adalah sebuah proses jangka panjang, bukan sesuatu yang dapat dicapai dalam beberapa minggu.

Perlakuan tidak fokus pada penggunaan alkohol sendiri. It alamat lain di hidup anda, seperti anda hubungan, pekerjaan, masalah medis, dan situasi kehidupan. Pengobatan dan dukungan pemulihan Anda membuat perubahan positif sehingga Anda dapat hidup tanpa alkohol.
Apa yang dapat Anda lakukan jika Anda atau orang lain memiliki masalah dengan alkohol?

Jika Anda merasa Anda memiliki masalah alkohol, mendapatkan bantuan. Bahkan jika Anda berhasil di daerah lain hidup anda, kunjungi dokter atau pergi ke suatu kelompok swadaya. Anda yang sebelumnya mendapatkan bantuan, maka ia akan lebih mudah untuk mengurangi atau berhenti.

Membantu seseorang dengan masalah alkohol adalah keras. Jika anda untuk meliputi orang, Anda harus berhenti. Misalnya, jangan membuat alasan kepada orang ketika dia bekerja misses.

Anda mungkin dapat membantu oleh orang berbicara tentang apa-nya kepada anda tidak minum dan lain-lain. Berbicara kepada orang di swasta, ketika orang itu tidak menggunakan alkohol dan obat-obatan atau bila Anda baik tenang. Jika orang tersebut setuju untuk mendapatkan bantuan, panggilan untuk janji segera. Jangan menunggu.

Senin, 26 Oktober 2009

PRAKTIKUM EKOLOGI LAUT

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM EKOLOGI LAUT


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Ekologi merupakan studi ilmiah tentang proses regulasi distribusi kelimpahan dan saling interaksi di antara ekosistem, dan sebuah studi tentang desain dari struktur dan fungsi dari ekosistem (Kerbs, 1972).. Istilah ekologi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1866 oleh E. Haeckel (ahli biologi Jerman). Ekologi berasal dari dua akar kata Yunani (oikos = rumah dan Logos=ilmu), sehingga secara harfiah bisa diartikan sebagai kajian organisme hidup dalam rumahnya.
Secara lebih formal ekologi didefenisikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik secara menyeluruh. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik) dalam suatu ekosistem. Organisme-organisme saling berinteraksi satu sama lain, dan juga berinteraksi dengan unsur-unsur abiotik yang ada di sekelilingnya. Jadi organisme-organisme dan komponen-komponen fisik lingkungan menyusun sebuah ekositem atau sistem ekologi. Komponen yang hidup, tumbuhan dan hewan, membentuk lingkungan biotik sedang komponen-komponen fisik merupakan lingkungan abiotik. Lebih jelasnya, bagian-bagian yang mengisi ekosistem antara lain terdiri dari, bahan-bahan anorganik seperti, persenyawaan organik seperti karbohidrat, unsur iklim dan cuaca seperti temperatur, kelembapan, tekanan udara dll, organisme produsen yang mampu memproduksi bahan makanan, dan organisme konsumen yang makan makhluk lain atau hasil produksinya.
Organisme produsen merupakan komponen autotrofik, sedangkan yang lain ialah heterotrofik. Berdasarkan habitatnya ekosistem dibedakan atas ekosistem daratan (terestrial) seperti hutan, padang rumput, semak belukar, tegalan, pekarangan dll dan ekosistem perairan (akuatik) yang dibedakan air tawar dan air asin seperti sungai, kolam, danau, rawa dan lautan.Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem daratan dan perairan, dan kedudukan serta peranannya dalam ekosistem tersebut. Hipoteis diduga terdapat kesinambungan antara komponen-komponen biotik dan abiortik dari ekosistem daratan dan perairan. Berikut deskripsi ekosistem yang ada di darat dan di laut yaitu :
I.1.1. Mangrove
Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang memberikan banyak keuntungan bagi manusia, berjasa untuk produktivitasnya yang tinggi serta kemampuannya memelihara alam. Mangrove banyak memberikan fungsi ekologis dan karena itulah mangrove menjadi salah satu produsen utama perikanan laut.
Mangrove memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang dan lainnya. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa disebut “tidak ada mangrove tidak ada udang” (Macnae,1968).
Mangrove membantu dalam pengembangan dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat sekitar pantai dengan mensuplai benih untuk industri perikanan. Selain itu telah diketemukan bahwa tumbuhan mangrove mampu mengontrol aktivitas nyamuk, karena ekstrak yang dikeluarkan oleh tumbuhan mangrove mampu membunuh larva dari nyamuk Aedes aegypti (Thangam and Kathiresan,1989). Itulah fungsi dari hutan mangrove yang ada di India, fungsi-¬fungsi tersebut tidak jauh berbeda dengan fungsi yang ada di Indonesia baik secara fisika kimia, biologi, maupun secara ekonomis.
I.1.2. Lamun
Lamun adalah sejenis tumbuhan yaitu tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup tergenang di dalam air laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 3 meter dilautan tropis hingga sub tropis. Lamun bisa tumbuh pada daerah yang sangat luas, di pasir kasar/ puing-puing karang atau lumpur halus dasar laut. Lamun juga membentuk padang yang padat dan produktif hingga disebut sebagai padang lamun.
Lamun memiliki produktivitas hayati yang tinggi, dan merupakan sumberdaya laut yang penting baik secara ekologis maupuin secara ekonomis. Lamun bagian dari beberapa ekosistem dari wilayah pesisir dan lautan yang perlu dilestarikan, karena memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan pada sektor lainya seperti pariwisata.
I.1.3. Plankton
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.
I.4. Alga
Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tumbuh melekat pada substrat-substrat yang kokoh seperti batu karang, tiang-tiang panjang, dan batok-batok/ kulit kerang. Mereka terkukung dalam rumbai-rumbai benua dan pulau-pulau di puncak gorong-gorong atau gunung-gunung di bawah laut yang didapatinya tempat melekat dan cukup cahaya untuk fotosintesis. Ciri umum yang dimiliki oleh alga yaitu biasanya hidup diair laut, air tawar dan ditempat-tempat yang lembab serta melekat pada substrat yang kokoh seperti batu karang, tiang pancang dan kerikil serta kulit kerang (McConnaughey, 1983).
Istilah alga pertama kali digunakan oleh Linnaeus (1975), ada beberapa jenis alga yang digunakan dalam pengamatan laboratorium adalah tiga kelas besar yaitu : alga hijau (Chlorophyta), alga coklat ( Phaeophyta) dan alga merah (Rhodophyta). Tumbuhan laut alga ada yang bersifat uniseluler (bersel tunggal) dan ada pula yang bersel banyak (multiseluler) (Nontji, 1993)
Alga atau ganggang termasuk jenis tanaman yang sederhana atau tingkat menengah karena tidak mempunyai akar, batang, daun dan bunga yang khusunya dinamakan Thallus (Aslan, 1991). Ciri umum yang dimiliki oleh alga adalah : biasanya hidup diair laut, air tawar dan ditempat-tempat yang lembab serta melekat pada substrat yang kokoh seperti batu karang, tiang pancang dan kerikil serta kulit kerang (McConnaughey, 1983).
Menurut warnanya algae dibedakan menjadi empat kelas:
1.Algae hijau (Chlorophyceae).
2.Algae biru hijau (Chyanophyceae).
3.Algae coklat (Phaeophyceae)
4.Algae merah (Rhodophyceae).

I.2. TUJUAN PRAKTIKUM
• Mahasiswa dapat melakukan identifikasi biota yang hidup di ekosistem lamun dan mangrove.
• Mengetahui peran dan fungsinya.
• Mengetahui faktor pembatas ekosistem lamun dan mangrove.



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MANGROVE
Mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat dinamakan hutan mangrove. Istilah 'mangrove' digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya.
Mangrove membantu dalam pengembangan dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat sekitar pantai dengan mensuplai benih untuk industri perikanan. Selain itu telah diketemukan bahwa tumbuhan mangrove mampu mengontrol aktivitas nyamuk, karena ekstrak yang dikeluarkan oleh tumbuhan mangrove mampu membunuh larva dari nyamuk Aedes aegypti (Thangam and Kathiresan,1989).
Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan (nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, sebagai daerah mencari makan (feeding ground), sebagai daerah pemijahan (spawning ground) bagi ikan-ikan tertentu agar terlindungi dari ikan predator. (Claridge dan Burnett,1993)
Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang, pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Ekosistem mangrove mampu menghasilkan zat-zat nutrient (organik dan anorganik) yang mampu menyuburkan perairan laut. Selain itupun ekosisitem mangrove berperan dalam siklus karbon, nitrogen dan sulfur.
Secara ekonomi mangrove mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, baik itu penyediaan benih bagi industri perikanan, selain itu kayu dari tumbuhan mangrove dapat dimanfaatkan untuk sebagai kayu bakar, bahan kertas, bahan konstruksi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dan juga saat ini ekosistem mangrove sedang dikembangkan sebagai wahana untuk sarana rekreasi atau tempat pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan negara.
Mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan biota seperti ikan, udang, moluska dan lainya. Selain itu hutan mangrove juga berperan sebagai pendaur zat hara, penyedia makanan, tempat memijah, berlindung dan tempat tumbuh.
Turner (1975) menyatakan bahwa disamping fungsi hutan mangrove sebagai ‘waste land’ juga berfungsi sebagai kesatuan fungsi dari ekosistem estuari yang bersifat:
1. Sebagai daerah yang menyediakan habitat untuk ikan dan udang muda serta biota air lainnya dalam suatu daerah dangkal yang kaya akan makanan dengan predator yang sangat jarang.
2. Sebagai tumbuhan halofita, mangrove merupakan pusat penghisapan zat-zat hara dari dalam tanah, memberikan bahan organik pada ekosistem perairan. Merupakan proses yang penting dimana tumbuhan menjadi seimbang dengan tekanan garam di akar dan mengeluarkannya.
3. Hutan mangrove sebagai penghasil detritus atau bahan organik dalam jumlah yang besar dan bermanfaat bag! mikroba dan dapat langsung dimakan oleh biota yang lebih tinggi tingkat. Pentingnya ‘detritus food web’ ini diakui oleh para ahli dan sangat berguna dilingkungannya. Detritus mangrove menunjang populasi ikan setelah terbawa arus sepanjang pantai.
Berdasarkan hal tersebut diatas, hutan mangrove memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan biota air dalam kesatuan fungsi ekosistem. Dengan bertambah luasnya hutan mangrove, cenderung semakin tinggi produktivitasnya.

2.2. LAMUN
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Wood et al. 1969; Thomlinson 1974; Azkab 1999). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea ( 9 marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendron ciliatum. Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat di daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan Kepulaun Aru (Den Hartog, 1970; Azkab, 1999; Bengen 2001).
Lamun, merupakan bagian dari beberapa ekosistem dari wilayah pesisir dan lautan perlu dilestarikan, memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan pada sektor lainya seperti pariwisata. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus seperti halnya ekosistem lainnya dalam wilayah pesisir untuk mempertahankan kelestariannya melalui pengelolaan secara terpadu. Secara langsung dan tidak langsung memberikan manfaat untuk meningkatkan perekonomian terutama bagi penduduk di wilayah pesisir.
Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu komunitas, dalam hal ini padang lamun merupakan suatu kerangka struktural yang berhubungan dalam proses fisik atau kimiawi yang membentuk sebuah ekosistem. Mengingat pentingnya peranan lamun bagi ekosistem di laut dan semakin besarnya tekanan gangguan baik oleh aktifitas manusia maupun akibat alami, maka perlu diupayakan usaha pelestarian lamun melalui pengelolaan yang baik pada ekosistem padang lamun.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).
Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem. Lamun merupakan sumber pakan bagi invertebrata, tempat tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari serangan predator. Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas fauna yang tinggi dikarenakan karena gerakan daun lamun dapat merangkap larva invertebrata dan makanan tersuspensi pada kolom air. Alasan lain karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan fauna bentos sehingga kerapatan dan keanekaragaman fauna bentos tinggi.
Daerah Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai fauna bentos yang lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah yang tidak ada tumbuhan lamunnya. Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) ekosistem lamun memiliki kerapatan fauna keanekaragaman sebesar 52 kali untuk epifauna dan sebesar 3 kali untuk infauna dibandingkan pada daerah hamparan tanpa tanaman lamun.

2.3. ALGA
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat mneghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hanipir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar dan Chan, 1986).
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atau air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunnkun senyawa organic sebagai sumber karbon, jadi bcrubah dan metabol isme fotosintesis menjad I metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari (Stanier et al, 1976).
Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Pelezar dan Chan, I 986).
a. Jenis-jenis Alga
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah.
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (berwama biru), fikosantin (berwarna pirang), fikoeritrin (he merah). Disamping itu juga diternukan zat-7.at warna santofli dan karoten. Alga dibedakan dalam 5 kelas ya.itu:
1. Cyanophyceae (Alga hijau-biru)
2. Chlorophyceae ( Alga hijau)
3. Chrysophyceae ( Alga keemasan)
4. Phaeophyceae ( Alga coklat)
5. Rhodophyceae (Alga merah)
6. Chlorophyceac (Alga hitam)
b). Manfaat Alga
Adapun alga makro yang potensinya belum dapat digall lebih dalarn, maka dcngan perkeinbangan penelitian selanjutnya tidak hanya alga yang sudab biasa dibudidayakan tetapi juga dengan alga-alga yang belum teridentilikasi potensi-potensi secara ekonomi. Maka dengan mengambil iiilai rnanfaatnya diharapkan dapat mengg potensinya lchih dalam, diantaranya
1. Dapat meningkatkan produksi yang berkaitan dengan produksi alga sekaligus akan meningkatkan pendapatan nelayan/petani ikan.
2. Menjamin adanya kesinambungan basil yang pasti sehingga dapat memperlancar pcnycdiaan bahan baku bagi ti atau ndustri pengolahan selai
3. Mcningkatkan mutu dengan cara pengolahan yang Iebih balk.
4. Meningkatkan kebutuhan masyarakat akan gizi bagi kesehatan.
5. Menciptakan lapangan kerja baru hagi masyarakat (terutama yang tinggal di daerah pantai).
6. Mempertahankan kelestarian sumber daya hayati perairan.
7. Menghemat devisa Negara bila telab diolah menjadi bahan olahan, karcna akan mengurangi impor bahan olahan yang selarna mi teruS bertam bah..
8. Meningkatkan devisa Negara dan hasil ekspor.(Tjitrosoeporno, 2005)

2.4. PLANKTON
Plankton adalah kelompok organisme yang hidup melayang-layang di dalam air dan mempunyai daya renang yang sangat lemah. Plankton terbagi menjadi dua golongan utama yaitu fitoplankton yang merupakan plankton dari golongan tumbuhan mikroskopis dan zooplankton yang merupakan plankton dari golongan hewan yang hidup di laut dan sangat beraneka ragam, dimana terdiri dari bermacam bentuk larva dan bentuk dewasa yang dimiliki hampir seluruh filum hewan. Namun yang paling menonjol adalah Crustacea planktonik (Nybakken,1988).
Ukuran plankton sangat beranekaragam, dari yang terkecil, yang disebut ultraplankton berukuran <0,005 style="">nannoplankton) berukuran 60-70 mikron, yang terlalu kecil untuk dikumpulkan dengan jaring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah besar air laut (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Menurut Djarijah (1996), plankton terkadang ditemukan terapung di permukaan air, di dasar, ataupun melayang-layang memenuhi kolom air. Plankton ini ada yang bergerak aktif seperti hewan pada umumnya, tetapi ada pula yang bisa melakukan assimilasi (photosynthesis) seperti halnya tumbuhan di daratan.
2.2.1 Fitoplankton
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), fitoplankton dapat dikatakan sebagai pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena dengan adanya fitoplankton memungkinkan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya ada di muka bumi. Fitoplankton diketahui hidup di muka bumi jauh sebelum manusia ada, beberapa ratus juta tahun yang lalu. Fitoplankton mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan organisme autotrof yang lebih tinggi tingkatannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa laut yang luasnya mencapai dua per tiga dari seluruh permukaan sebagai paru-paru dunia dengan keberadaan fitoplankton tersebut.
Fitoplankton merupakan tumbuhan yang paling luas tersebar dan menghasilkan karbon 1010 ton atau kira-kira 50% dari seluruh karbon yang dihasilkan oleh seluruh tumbuh-tumbuhan. Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah biomassa di laut, namun kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja (Sachlan, 1972). Lebih lanjut dinyatakan bahwa sebagian besar filum tersebut bersel satu atau mikroskopik, dan termasuk ke dalam filum Chrysophyta (alga hijau kuning) yang meliputi diatom, Cyanophyta (alga biru hijau), Phaeophyta (alga cokelat) dan satu kelompok besar dari Phyrrophyta (dinoflagellata).
Fitoplankton dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan cara penangkapannya yaitu planktonnet dan nanoplankton. Planktonnet adalah plankton yang dapat tertangkap oleh jala plankton no. 25 (ukuran mata jala 54 µm) dan nanoplankton adalah plankton yang lolos dari jala plankton tersebut (Reynolds, 1984). Sampai saat ini belum ada kriteria yang tegas mengenai berapa ukuran mata jala yang harus dijadikan, sebab para peneliti menggunakan kriterian yang berbeda mulai dari 20 µm sampai 90 µm (Nontji, 1984).
Fitoplankton merupakan algae yang tergolong autotrof, dimana dengan energi sinar dan klorofil, serta menyerap karbon dioksida dan senyawa nutrien anorganik organisme ini mampu mensintesa senyawa organik yang kompleks melalui proses fotosintesis. Algae autotrof melimpah di daerah eutrofik (zona fotik). Zona ini adalah mulai dari permukaan sampai ke kedalaman tertentu, dimana intensitas sinar matahari masih memungkinkan pembentukan bahan organik oleh tumbuhan melalui fotosintesis tadi (Basmi, 1995). Selanjutnya ditambahkan bahwa distribusi fitoplankton diperairan diketahui tidak homogen (tidak merata). Perbedaan densitas antara satu wilayah dengan wilayah lainnya di laut misalnya, dapat berkisar antara 10 – 100 km.
2.2.2 Zooplankton
Zooplankton merupakan plankton hewani yang menjadi konsumen utama fitoplankton (Romimohtarto dan Juwana, 1999). Selanjutnya dinyatakan meskipun jumlah, jenis, dan kepadatannya lebih rendah dari fitoplankton, zooplankton membentuk kelompok yang lebih beranekaragam. Setidak-tidaknya ada sembilan filum yang mewakili kelompok zooplankton ini dan ukurannya sangat beragam, dari yang sangat kecil atau renik sampai yang garis tengahnya lebih dari 1 mikron.
Menurut Basmi (1997), zooplankton dapat diklasifikasikan berdasarkan lama hidupnya sebagai plankton. Yang pertama adalah holoplankton (plankton permanen) yakni organisme yang hidup sebagai plankton selama hidupnya. Yang kedua adalah meroplankton (plankton temporer) yakni organisme yang hidup sebagai plankton hanya sebagian dari siklus hidupnya, seperti selama masa telur atau fase larva.
Bagian terbesar dari zooplankton adalah anggota filum Arthropoda dan hampir semuanya termasuk kelas Crustacea. Selain Copepoda yang sangat dominan, dalam krustasea holoplanktonik juga terdapat anggota - anggota ordo Cladocera, subklas Ostracoda, ordo Mysidacea, ordo Amphipoda, ordo Euphausiacea, dan ordo Decapoda. Kebanyakan krustasea yang disebutkan ini adalah hewan-hewan holoplankton yang kecil. Zooplankton makan dengan cara menyaring fitoplankton dan atau hewan-hewan kecil dari air (Nybakken, 1988). Diantara mikrozooplankton yang di laut, grup-grup penting di dalam jaring makanan adalah dari dinoflagellata, cilliata dan nauplius copepoda.
BAB III
METODOLOGI

3.1. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 1 juni 2009. Tempat penelitian yaitu di pantai klampis, Desa Lar genting, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan Madura.
3.2. ALAT & BAHAN
a). Mangrove
• Alat
1. Transek kuadrat 10 m x 10 m : Sebagai transek
2. Label : Memberi nama pada sampel
3. Kantong plastik : Tempat sampel
4. Tali rafia : Sebagai kerangka transek
5. Tisu : Membersihkan alat
6. Penggaris : Membuat table pengamatan
7. pH pen : Mengukur pH
8. Secchi disc : Mengukur kecerahan
9. Thermometer : Mengukur suhu
10. Botol sampel : Tempat sampel berupa cairan
11. Bola duga : Mengukur arus
12. Refraktometer : Mengukur salinitas
13. Tongkat duga : Mengetahui kedalaman perairan
• Bahan
1. Mangrove
2. Biota disekitar ekosistem mangrove
b). Lamun
• Alat
1. Transek kuadrat 50 cm x 50 cm, dibagi lagi menjadi 10 cm x 10 cm.
2. Label
3. Kantong plastik
• Bahan
1. Lamun
2. Biota disekitar ekosistem lamun
c) Alga
• Alat
1. Kantong plastik
• Bahan
1. Ganggang
2. Biota disekitar ekosistem alga
d) Plankton
• Alat
1. Plankton net
2. Timba
3. Label
4. Botol sampel
• Bahan
1. Lugol
2. Air asin
3.3. CARA KERJA
1) Mangrove
a) Membaca temperature permukaan menggunakan thermometer di 30 cm dibawah permukaan.
b) Mengambil sampel air di permukaan kemudian memasukkan ke dalam botol sampel selanjutnya mengukur salinitas dengan alat refraktometer. Mengambil air dan menjatuhkan air dibawah penutupnya, setelah itu menutup katupnya dan membaca salinitas menghadap cahaya, agar jelas dalam pembacaan.
c) Mengukur jarak penglihatan vertical diperairan dengan menggunakan alat secchi disc. Menempelkan ke pemberat dan menali dengan interval panjang, seteklah itu menjatuhkan disc ke perairan, kemudian mengamati dan mencatat jarak dari permukaan sampai disc tidak bisa dilihat.
d) Mengukur kedalaman perairan dengan tongkat duga.
e) Mengukur pH perairan dengan digital pH atau kertas lakmus.
f) Mengukur kecepatan arus dengan menggunakan bola duga.
g) Memasukkan sampel yang diperlukan kedalam kantong plastik.
h) Membuat transek didaerah ekosistem mangrove dengan menggunakan tali rafia yang ukurannya 10 m x 10 m
i) Mengamati jenis mangrove dan biota yang hidup untuk mengidentifikasi jenisnya.
j) Mengambil substrat sedalam 10 cm sebanyak tiga kali ulangan di dasar perairan dan memasukkan ke dalam kantong plastik sebagai sampel.
k) Menjelaskan peran dan fungsi masing – masing biota di ekosistem mangrove
2) Lamun
a) Meletakkan transek sesuai lokasi yang telah ditentukan.
b) Mengamati jenis lamun dan semua biota yang tinggal untuk identifikasi jenisnya
c) Mengambil sedimen sedalam 10 cm, sebanyak tiga kali ulangan. Sampel biota yang didapat kemudian dibersihkan, disortir, dan dimasukkan ke dalam botol sampel berlabel.
d) Menjelaskan peran dan fungsi masing – masing biota di ekosistem lamun.

3) Alga
a) Mengamati jenis alga dan semua biota yang tinggal untuk identifikasi jenisnya
b) Mengambil sedimen sedalam 10 cm, sebanyak tiga kali ulangan. Sampel biota yang didapat kemudian dibersihkan, disortir, dan dimasukkan ke dalam botol sampel berlabel.
e) Menjelaskan peran dan fungsi masing – masing biota di ekosistem alga.

4) Plankton
1. Mengambil air yang diidentifikasi kemudian di saring menggunakan planktonnet. Mengulang perlakuan ini sebanyak dua kali. Selanjutnya memasukkan sisa air di planktonnet ke botol sampel, setelah itu tetesi lugol sampai berubah warna serupa dengan warna teh.
2. Mengamati jenis – jenis plankton dan mengidentifikasi jenisnya dengan menggunakan mikroskop.
3. Menjelaskan peran dan fungsi masing – masing biota bagi peraian.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. MANGROVE
a) Lumnitzera racemosa
• Gambar













• Ciri – cirri
1. Bentuk : Pohon, tinggi > 5 m.
2. Akar : Tanpa pneumatofora.
3. Daun : Tunggal, alternatus,helai obovatus, membulat s.d.emarginatus, panjang 3-7 cm,pemukaan atas dan bawah daun hampir sama.
4. Bunga : Infloresensi terminal atau aksiler, spike, panjang 1 - 2 cm; petala 5, putih; kelopak cuping 5, hijau; stamen < 10, sama panjang dengan petala; diameter 0,4-0,5 cm, panjang 1-1,5 cm.
5. Buah : Diameter 0,4-0,5 cm,panjang 1-1,5 cm, hijau kekuningan, permukaan licin, buah seperti pot bunga, bergabus, mengapung.
6. Biji : Normal
7. Kulit : Abu-abu
8. Ciri khas : Petala putih (pada L. littorea merah).
9. Mirip : Seperti L. littorea tetapi lebih kecil.
10. Distribusi : Afrika Timur s.d. Asia Tenggara, Australia, Polinesia.
11. Habitat : Batas tepi hutan mangrove ke arah darat, tanah lumpur, salinitas rendah.
12. Manfaat : Kulit kayu untuk tanin. Berpotensi sebagai tanaman hias.
b) Rhizophora mucronata
• Gambar












• Ciri – cirri
1. Bentuk : Pohon, tinggi > 25 m.
2. Akar : Akar sangga.
3. Daun : Tunggal, oppositus,helai eliptis, ujung aristatus, mirip gigi, panjang 15-20 cm
4. Bunga : Infloresensi aksiler,cymus berbunga4-8, dikotom,pendulous; petala putih 4, berbulu;kelopak cuping 4, kuning krem s.d. hijau kekuningan; stamen 8; diameter 3-4 cm,panjang 1,-2 cm; styluspendek, stigma hampir sessil.Ags-Des.
5. Buah : Diameter 2-2,3 cm,panjang 50-70 cm, hijau s.d.hijau kekuningan, kotiledon kuning saat masak; permukaan berkutil; hipokotil menempel di bawah kotiledon, terapung. Okt-Des.
6. Biji : Vivipar
7. Kulit : sangat kasp, abu-abu s.d. hitam, tessellatus.
8. Ciri khas : Daun lebih besar dari R. stylosa, melebar di tengah, tangkai pendek.
9. Mirip : R. apiculatus, R. lamarckii, R. stylosa
10. Distribusi : Afrika Timur s.d. Australia, Melanesia, Mikronesia
11. Habitat : Melimpah di muara sungai berlumpur, beradaptasi terhadap fluktuasi genangan. Serupa R. apiculata tetapi lebih toleran terhadap pasir dan tanah keras.
12. Manfaat : Kayu bakar, arang, tanin kulit kayu untuk pewarna dan obat.


c) Osbornia octodonta
• Gambar












• Ciri – cirri
1. Bentuk: Semak, tinggi > 5 m.
2. Akar: Tanpa pneumatofora
3. Daun: Tunggal, oppositus,helai obovatus, ujung membulat, panjang 2-6 cm.
4. Bunga: Infloresensi aksiler, cymus, bunga 1-3; petala absen; Kelopak hijau kekuningan, berbulu rapat, pangkal meruncing; stamen banyak (> 48), putih s.d. kuning; diameter 0,5 cm, panjang 0,7 cm.Des-Peb.
5. Buah: Diameter 0,5 cm, panjang 0,7 cm, hijau kekuningan, permukaan berbulu rapat, setiap buah biasanya berbiji 1.Peb-Mar.
6. Biji: Normal.
7. Kulit : Abu-abu s.d. coklat, berserat, seperti senar.
8. Ciri khas : Satu-satunya mangrove yang berbau minyak atsiri. Bentuk daun seperti Lumnitzera spp., tetapi lebih tebal dan oppositus.
9. Mirip : Lumnitzera spp.
10. Habitat : Area bersalinitas relatif tinggi, air tawar terbatas.







d) Ceriops decandra
• Gambar















• Ciri – cirri
1. Bentuk : Semak, tinggi > 3 m
2. Akar : Akar pasak, dengan akar sangga
3. Daun : Tunggal, oppositus,helai obovatus, ujung membulat, panjang 3-6 cm, mengumpul di ujung cabang.
4. Bunga : Infloresensi aksiler, bunga 5-10, cymus, panjang 3-4 cm. Petala 5 putih s.d. coklat, diameter 0,4-0,5 cm. Kelopak cuping 5, hijau.Tangkai bunga pendek, kuat.
5. Buah : Diameter 0,8-1,2 cm, panjang > 15 cm. Permukaan cenderung halus, ke ujung kasap bergerigi. Hipokotil hijau s.d. coklat, kotiledon merah tua saat masak. Hipokotil lurus, ujung tumpul, kelopak menempel, dapat mengapung.
6. Biji : Vivipar
7. Kulit : abu-abu-kuning muda, dengan bintik-bintik coklat tua.
8. Ciri khas : Petala tidak menutupi stamen, tangkai pendek. Buah lurus lebih pendek dari C. Tangal. Kotiledon merah saat masak
9. Mirip : C. tangal
10. Distribusi : Asia Tenggara s.d. Melanesia dan Australia.
11. Habitat : Muara sungai dengan salinitas rendah atau air tawar.







4.2 LAMUN
a) Thalassia hemprichii
• Gambar












• Ciri – cirri
1. Daun : warna hijau muda, teksturnya tipis, tidak memiliki stomata, bentuk memanjang ( tumbuhan tingkat tinggi ), berfotosibtesis dengan kloroplas. panjang daun 100-
300 mm, lebar daun 4-10 mm.
2. Akar : serabut
3. Batang : Rhizoma
4. Rimpang : berdiameter 2-4 mm tanpa rambut-rambut kaku.

4.3. ALGA
a) Galaxaura oblongata
• Gambar











• Ciri – cirri
1. Mempunyai pigmen berwarna merah
2. Bersel banyak ( multiseluler ) dan makroskopis
3. Perkembangbiakannya vegetative dan generative
4. Hidup di laut tropic







b) Chalimeda macronata
• Gambar











• Ciri – cirri
1. Daun : warna hijau, daunnya kecil, bentuk daun tidak beraturan, tangkai / batang pendek dan teksturnya lunak.

c) Sargassum abbotiae
• Gambar













• Ciri – cirri



d) Chlorodermis fastigiata
• Gambar

ALKOHOL

Alkohol adalah turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil. Alkohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.

SIFAT FISIK ALKOHOL

Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol suku rendah (sampai C3) adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan. Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin rendah kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih.

TURUNAN ALKOHOL

Metanol atau metil alkohol (CH3OH) ditemukan tahun 1661 oleh Robert Boyle diantara senyawaan yang terbentuk pada penyulingan kering kayu. Metanol murni berupa cairan tidak berwarna, baunya menyerupai alkohol dan rasanya tajam. Larut dalam air dan pelarut organik. Bila dibakar nyalanya tidak bercahaya dan kebiru-biruan. Metanol sangat beracun, bila diminum selain dapat memabukkan juga dapat mengakibatkan kebutaan.

Dahulu metanol terdapat pada penyulingan kering kayu. Bila kayu dipanaskan dalam retor dari besi pada suhu 300'C, maka dalam retor itu tinggal arang kayu, sedangkan sulingan selain dari CO terdiri dari 2 fasa cair yang tidak dapat bercampur. Metanol tidak murni sering disebut spiritus-kayu (wood spirit).

Metanol digunakan sebagai pelarut, untuk membuat pernis, industri zat warna, sebagai bahan untuk membuat metanal, sebagai tambahan pada bensin, dan untuk mengawasifatkan etanol.

Etanol atau etilalkohol (C2H5OH) telah lama diketahui manusia, berkat pembentukannya pada peragian buah yang mengandung sakar.

Etanol adalah cairan jernih yang larut dalam air dan berbau khas, nyalanya berwarna biru. Etanol banyak dibuat dengan peragian sakar, misalnya glukosa.

Etanol digunakan di lab dan dalam teknik sebagai pelarut, untuk membuat senyawaan organik, untuk membuat karet sintesis, sebagai bahan bakar, untuk membuat cuka, chloroform, iodoform, dan untuk campuran minuman. Karena minuman beralkohol dikenakan cukai tinggi, maka alkohol teknik selalu diawasifatkan (didenaturasi), yaitu ditambahi metanol yang beracun dan piridin yang baunya busuk serta suatu zat warna, supaya tidak dapat diminum lagi.

PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL

WINE. Buah anggur dihancurkan lalu dibiarkan meragi dalam bejana besar. Bila kulit biji buah itu dihilangkan sebelum peragian dimulai, maka dihasilkan anggur putih, kalau tidak anggur merah. Peragian dimulai, dengan sendirinya, karena pada kulit buah itu selalu terdapat sel-sel ragi. Dalam waktu yang singkat peragian berlangsung hebat dan kadar alkohol dapat naik sampai 10%. Bila buah anggur cukup mengandung sakar (atau bila ditambahkan gula), maka kadar alkohol dapat meningkat sampai 14-15%. Setelah peragian utama yang hanya beberapa minggu lamanya, maka cairan dipisahkan dari sisa-sisa buah dan disimpan dalam tong besar dari kayu. Disanalah masih terjadi peragian akhir dan lama kelamaan terbentuk endapan yang terdiri dari sel-sel ragi, protein, kotoran, dsb. Beberapa kali anggur muda itu dipipapindahkan ke tong baru dan makin lama makin jernih. Setelah beberapa tahun anggur selesai. Selama waktu itu terbentuk bouquetnya, terutama karena asam-asam diperester.

Pada beberapa macam anggur (Port,Sherry, Madeira, Samos) ditambahkan alkohol pekat sebelum peragian selesai, hingga anggur itu manis karena peragian dihentikan karena kadar alkoholnya tinggi (17-21%).

Di Hongaria dibuat anggur Tokayer dari rusin (anggur kering). Champagne ialah anggur putih, akan tetapi setelah dimasukkan kedalam botol ditambahkan gula lagi, hingga dalam botol masih terjadi peragian dimana CO2 yang terbentuk melarut dalam anggur.

ARAK serta RHUM dibuat dari melasa, setelah peragian disulingkan, hingga kadar alkoholnya tinggi.

SOP (JENEVER,GIN) dibuat dengan menyulingkan alkohol (dari peragian gandum) dengan buni sopi yang memberikan rasa dan bau.

WHISKY. Dibuat dari campuran gandum yang setelah berkecambah dipanggang diatas api. Rasa asap akhirnya sampai juga ke minuman yang dihasilkan bila diragikan dan lalu disulingkan.

Propanol atau propilalkohol (C3H7OH) terdapat sedikit dalam minyak-arak dan dapat dipisahkan dengan penyulingan bertingkat. 2-propanol dihasilkan secara besar dari propena yang terdapat sebagai hasil serta dari penyertakan dalam industri minyak latung.

CH3-CH=CH2 + H2O menghasilkan 2-propanol

Reaksi itu berlangsung pada 25o'C dan 200'C, bila wolframoksida, seng dan silikon dipergunakan sebagai katalis. Propanol jauh lebih beracun daripada etanol dan dipergunakan sebagai pelarut. Dari isopropil alkohol dibuat aseton.

Butanol atau butilalkohol (C4H9OH). Butanol dibuat dengan pertolongan jasad renik. Pati diragikan dengan Clostridium acetobutylicum, hasilnya mengandung butanol (60%) propanon (30%) dan etanol (10%). Butanol adalah pelarut penting, khususnya untuk lak nitroselulosa. Isobutil alkohol terdapat dalam minyak arak.

Pentanol atau amilalkohol (C5H11OH) mempunyai 8 isomer. Dalam teknik amilalkohol diperoleh dari minyak arak serta dari pentana yang diperoleh pada penyulingan minyak latung. Amilalkohol dipakai sebagai pelarut dan untuk membuat amilasetat.

Alkanol tinggi. Beberapa alkohol suku tinggi terdapatdalam minyak atsiri, misalnya nonanol dalam minyak kembang jeruk. Dodekanol, laurialkohol, serta tetradekanol, miristilalkohol, terdapat dalam lemak ikan paus, juga heksadekanol, setilalkohol terdapat dalam minyak ikan. Alkanol lebih tinggi dengan C26-C34 terdapat dalam beberapa macam lilin.

ALAT TANGKAP JERMAL

ALAT TANGKAP JERMAL

Jermal adalah perangkap pasang surut (tidal trap) yang merupakan ciri khas alat penangkapan yang terdapat di perairan Sumatera bagian Utara, Daerah distribusi jermal terdapat di Panipahan, Pulau Merbau, Imigrasi Hilir di Riau, Tanjung Tiram, Tanjung Ledon, Labuhan Bilib, Pangkalan Dedek, Pangkalan Brandan, , Tanjung Biringin. Pada prinsipnya, jermal ini terdiri dari jajaran tiang-tiang pancang yang merupakan sayap, jaring jermal dan rumah jermal. Jajaran tiang pancang terbuat dari pohon nibung (Oncosperma spp), kayu pohon bakau (Rizhopora spp), kayu tengar (Ceriop spp) berukuran panjang antara 12–15cm, garis tengah 10-20cm. Jaring jermal terdiri dari tiga bagian : mulut, badan, dan kantong. Jaring jermal ini bentuknya bisa menyerupai tikar (jermal biasa), berbentuk kantong (bubu jermal atau jaring kantong jermal), berbentuk gabungan antara tikar dan kantong (kilung bagan, ambai jermal), rumah jermal, merupakan plataran (platform) tempat kegiatan perikanan jermal dilakukan. Jarak pemasangan jermal biasanya sekitar antara 3-6mil dari pantai. Untuk pengoperasional jermal tidak diperlukan perahu atau kapal.

Prospektif Alat Tangkap

Alat tangkap jermal masih merupakan alat tangkap tradisional yang kurang memiliki prospek ke depan yang baik. Mengingat sifat dari alat tangkap jermal pasif dan skala penangkapannya kecil. Dari sifat jermal yang pasif, jermal tergantung sekali pada masa-masa tertentu, yaitu pada saat ikan memijah yang memanfaatkan pasang air laut. Sehingga jika ikan belum pada saat memijah maka jermal tidak menghasilkan tangkapan atau hasil tangkapan hanya sedikit sekali.

Selain itu juga masih banyak ditemukannya alat tangkap modern yang lebih efektif dan memilki skala penangkapan yang besar dibanding alat tangkap jermal. Sehingga jermal hanya digunakan di wilayah tertentu oleh nelayan-nelayan yang masih bersifat sangat tradisional.

Konstruksi Alat

Kontruksi dari jermal ini secara umum terdiri dan dilengkapi dengan jajaran tiang pancang yang biasanya disebut sayap atau kaki tanpa sayap yang pada daerah tertentu disebut toga, sici, pengerih, gombong dan sebagainya. Bagian lainnya adalah jaring jermal yang ditempat di bawah rumah jermal atau plataran atau platform yang merupakan tempat kegiatan perikanan jermal dilakukan dan tempat tinggal pekerja-pekerja.

Karakteristik

Alat tangkap jermal dioperasikan di tempat-tempat tertentu dengan pantai dengan topografi perairan umumnya terdiri dari lumpur, lumpur pasir tidak keras, sehingga memberi kemudahan dalam penanaman tiang pancang yang merupakan unsur utama dalam sistem perikanan perangkap. Alat perangkap ini bersifat pasif yang terdiri dari 3 macam yaitu permanen, semi permanen, dan selain itu bersifat temporer.


Bahan dan Spesifikasinya

Bahan yang digunakan dalam pembuatan jaring jermal adalah adalah nylon yang sebenarnya adalah hanya merupakan salah satu dari jenis-jemis serat synthetis dalam golongan polyamide. Dalam rangkaian proses pembuatan serat-serat ini termasuk juga rangkaian proses penggandaan (polimerisasi) molekul-molekul dari bahan-bahan persediaan alam seperti bahan bara, minyak bumi, dan sebagainya.

Dalam pembuatan jaring jermal tersebut, dalam beberapa hal lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan serat-serat alam ataupun serat-serat kimia dari Natural Polymer, terutama daya tahan terhadap pembusukan atau pelapukan, kekenyalan, daya lentur dan sebagainya.

Hasil Tangkapan

Pengoperasian alat tangkap jermal tersebut, terutama jenis-jenis sumberdaya perikanan pantai. Di antaranya yaitu, nomei (Harpodon spp), gulamah (Scinea spp), puput, bawal putih (Pampus argentus), tenggiri (Sconberomorus spp), bulu ayam (Engraulis spp), jenis-jenis udang, golok-golok (Chirosenrus spp), kakap (Lates calcarifer) selanget (Dorosoma spp), beloso (Sourida spp), pari (Rays), dan lain-lain.

Daerah Penangkapan

Arus pada daerah fishing ground haruslah sekecil mungkin ataupun tidak ada sama sekali. Akibat dari arus, jaring akan mengalami perubahan bentuk, menghalang-halangi ikan yang akan memasuki jaring, juga kita akan mengalami kesukaran pada waktu pengangkatan jaring (operasi). Pada tempat yang berarus kuat, jaring akan lekas rusak.

Fishing ground haruslah terlindungi dari angin yang kuat, karena akibat hembusan angin akan menimbulkan gelombang. Hal ini akan mempersukar kerja operasi.

Cara pengoperasian penangkapan ikan yang dilakukan dengan jermal adalah dengan menekan galah yang terdapat pada kanan atau kiri mulut jaring ke bawah sampai di dasar sehingga mulut kantong jaring terbuka secara sempurna. Kemudian tunggu antara 20-30 menit sementara menunggu diangkat. Pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menutup mulut jaring dengan cara mengangkat bibir bawah ke atas sehingga menyatu dengan bibir atas, kemudian diikuti mengangkat bagian-bagian tengah kantong melalui katrol-katrol. Pengambilan hasil dilakukan dengan membuka ikatan tali pada ujung belakang kantong.

Hal-Hal Yang Mepengarui Penangkapan

Penentuan Tempat
Seperti yang sudah dijelaskan di atas behwa yang menjadi tempat penangkapan atau fishing ground ialah daerah-daerah Teluk, daerah di mana ikan-ikan dalam costal migrationnya melalui daerah tersebut. Karena jaring jermal ini terpasang lama (semusim, beberapa bulan) di suatu fishing ground , maka perlulah dicari tempat yang sesuai untuk hal-hal pemasangan dan pengangkatan jaring, management dan lain-lain. Tempat-tempat seperti yang jauh dari pangkalan, sukar ditempuh, di daerah tebing yang terjal, tentulah dalam hal pemasangan jaring jermal juga dalam hal-hal lain akan mengalami banyak kesukaran. Oleh karena itu penentuan tempat merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai keberhasilan penangkapan dengan menggunakan jaring tersebut.

Kondisi Perairan di mana jaring tersebut di pasang.

Kondisi perairan yang menguntungkan adalah adanya perbedaan pasang dan surut yang tingginya mencapai 4-6 meter. Serta topografi dasar perairan harus terdiri dari lumpur, lumpur pasir, tidak keras sehingga memudahkan pemasangan jaring tersebut. Selain itu juga ikan-ikan atau udang yang tertangkap dengan perangkap pasang surut (Tidal trap) itu disebabkan terbawa kuatnya arus pasang surut kemudian masuk ke dalam kantong jaring yang telah dipasang (diset) lebih dahulu.
Sejarah Alat Tangkap

Alat penagkapan ikan ini muncul di masyarakat primitif dengan bentuk tambak, panah, lembing, harpon, dan pancing yang terbuat dari batu, kulit kerang, talang, dan gigi binatang. Untuk menangkap ikan secara pasif di perairan dangkal, penghadang terbuat dari tanah atau batu, ranting serta kerei rotan dan terowongan dibangun. Kemudian ikan ditangkap di dalam batang kayu yang berlubang, perangkap dari tanah liat dan keranjang. Penangkapan yang lebih aktif dilakukan dengan lembing, sumpitan, penjepit, dan alat penggaruk bersamaan dengan pancing.

Munculnya jaring yang terbuat dari serat merupakan langkah penting dari perkembangan alat tangkap tradisional. Alat tangkap perangkap khususnya jermal ini merupakan perkembangan dari alat tangkap yang digunakan masyarakat primitif tersebut. Jermal ini memiliki jaring yang bahannya terbuat dari anyaman rotan sebelum ditemukannya pembuatan bahan dasar jaring sintetis serat alami. Alat tangkap jermal ini banyak digunakan pada jaman sebelum perang dunia kedua, yang sampai sekarang masih digunakan oleh nelayan tradisional.

Kebahagian

Kebahagian anda tumbuh berkembang manakala anda membantu orang lain. Namun, bilamana anda tidak mencoba membantu sesama,kebahagian akan layu dan mengering kebahagian bagaikan sebuah tanaman,Harus disirami setiap hari sikap dan tindakan memberi

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda mengaggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin menghadapinya.Namun,masalah adalah hadiah suka cita.Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi,Maka, hadapi dan ubalah menjadi kekuatan untuk sukses anda.tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan.Bahkan hidup ini pun masalah,karena itu terimalah sebagai hadiah.