Senin, 26 Oktober 2009

ALKOHOL

Alkohol adalah turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil. Alkohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.

SIFAT FISIK ALKOHOL

Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol suku rendah (sampai C3) adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan. Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin rendah kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih.

TURUNAN ALKOHOL

Metanol atau metil alkohol (CH3OH) ditemukan tahun 1661 oleh Robert Boyle diantara senyawaan yang terbentuk pada penyulingan kering kayu. Metanol murni berupa cairan tidak berwarna, baunya menyerupai alkohol dan rasanya tajam. Larut dalam air dan pelarut organik. Bila dibakar nyalanya tidak bercahaya dan kebiru-biruan. Metanol sangat beracun, bila diminum selain dapat memabukkan juga dapat mengakibatkan kebutaan.

Dahulu metanol terdapat pada penyulingan kering kayu. Bila kayu dipanaskan dalam retor dari besi pada suhu 300'C, maka dalam retor itu tinggal arang kayu, sedangkan sulingan selain dari CO terdiri dari 2 fasa cair yang tidak dapat bercampur. Metanol tidak murni sering disebut spiritus-kayu (wood spirit).

Metanol digunakan sebagai pelarut, untuk membuat pernis, industri zat warna, sebagai bahan untuk membuat metanal, sebagai tambahan pada bensin, dan untuk mengawasifatkan etanol.

Etanol atau etilalkohol (C2H5OH) telah lama diketahui manusia, berkat pembentukannya pada peragian buah yang mengandung sakar.

Etanol adalah cairan jernih yang larut dalam air dan berbau khas, nyalanya berwarna biru. Etanol banyak dibuat dengan peragian sakar, misalnya glukosa.

Etanol digunakan di lab dan dalam teknik sebagai pelarut, untuk membuat senyawaan organik, untuk membuat karet sintesis, sebagai bahan bakar, untuk membuat cuka, chloroform, iodoform, dan untuk campuran minuman. Karena minuman beralkohol dikenakan cukai tinggi, maka alkohol teknik selalu diawasifatkan (didenaturasi), yaitu ditambahi metanol yang beracun dan piridin yang baunya busuk serta suatu zat warna, supaya tidak dapat diminum lagi.

PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL

WINE. Buah anggur dihancurkan lalu dibiarkan meragi dalam bejana besar. Bila kulit biji buah itu dihilangkan sebelum peragian dimulai, maka dihasilkan anggur putih, kalau tidak anggur merah. Peragian dimulai, dengan sendirinya, karena pada kulit buah itu selalu terdapat sel-sel ragi. Dalam waktu yang singkat peragian berlangsung hebat dan kadar alkohol dapat naik sampai 10%. Bila buah anggur cukup mengandung sakar (atau bila ditambahkan gula), maka kadar alkohol dapat meningkat sampai 14-15%. Setelah peragian utama yang hanya beberapa minggu lamanya, maka cairan dipisahkan dari sisa-sisa buah dan disimpan dalam tong besar dari kayu. Disanalah masih terjadi peragian akhir dan lama kelamaan terbentuk endapan yang terdiri dari sel-sel ragi, protein, kotoran, dsb. Beberapa kali anggur muda itu dipipapindahkan ke tong baru dan makin lama makin jernih. Setelah beberapa tahun anggur selesai. Selama waktu itu terbentuk bouquetnya, terutama karena asam-asam diperester.

Pada beberapa macam anggur (Port,Sherry, Madeira, Samos) ditambahkan alkohol pekat sebelum peragian selesai, hingga anggur itu manis karena peragian dihentikan karena kadar alkoholnya tinggi (17-21%).

Di Hongaria dibuat anggur Tokayer dari rusin (anggur kering). Champagne ialah anggur putih, akan tetapi setelah dimasukkan kedalam botol ditambahkan gula lagi, hingga dalam botol masih terjadi peragian dimana CO2 yang terbentuk melarut dalam anggur.

ARAK serta RHUM dibuat dari melasa, setelah peragian disulingkan, hingga kadar alkoholnya tinggi.

SOP (JENEVER,GIN) dibuat dengan menyulingkan alkohol (dari peragian gandum) dengan buni sopi yang memberikan rasa dan bau.

WHISKY. Dibuat dari campuran gandum yang setelah berkecambah dipanggang diatas api. Rasa asap akhirnya sampai juga ke minuman yang dihasilkan bila diragikan dan lalu disulingkan.

Propanol atau propilalkohol (C3H7OH) terdapat sedikit dalam minyak-arak dan dapat dipisahkan dengan penyulingan bertingkat. 2-propanol dihasilkan secara besar dari propena yang terdapat sebagai hasil serta dari penyertakan dalam industri minyak latung.

CH3-CH=CH2 + H2O menghasilkan 2-propanol

Reaksi itu berlangsung pada 25o'C dan 200'C, bila wolframoksida, seng dan silikon dipergunakan sebagai katalis. Propanol jauh lebih beracun daripada etanol dan dipergunakan sebagai pelarut. Dari isopropil alkohol dibuat aseton.

Butanol atau butilalkohol (C4H9OH). Butanol dibuat dengan pertolongan jasad renik. Pati diragikan dengan Clostridium acetobutylicum, hasilnya mengandung butanol (60%) propanon (30%) dan etanol (10%). Butanol adalah pelarut penting, khususnya untuk lak nitroselulosa. Isobutil alkohol terdapat dalam minyak arak.

Pentanol atau amilalkohol (C5H11OH) mempunyai 8 isomer. Dalam teknik amilalkohol diperoleh dari minyak arak serta dari pentana yang diperoleh pada penyulingan minyak latung. Amilalkohol dipakai sebagai pelarut dan untuk membuat amilasetat.

Alkanol tinggi. Beberapa alkohol suku tinggi terdapatdalam minyak atsiri, misalnya nonanol dalam minyak kembang jeruk. Dodekanol, laurialkohol, serta tetradekanol, miristilalkohol, terdapat dalam lemak ikan paus, juga heksadekanol, setilalkohol terdapat dalam minyak ikan. Alkanol lebih tinggi dengan C26-C34 terdapat dalam beberapa macam lilin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar